Pelatihan Foresight
Pelatihan Foresight
Foresight adalah suatu kerangka kerja sistematis untuk membantu para pembuat kebijakan dalam menangani isu-isu kompleks dengan dasar pemahaman yang komprehensif terhadap peluang-peluang dan tantangan-tantangan pembangunan di masa depan. Foresight untuk level negara dapat mengidentifikasi pokok-pokok tantangan masa depan yang harus dihadapi dan ditangani oleh pemerintah lewat kebijakan dan praktik/eksekusi pembangunan. Aspek penting yang membuat foresight strategis bagi pengambil keputusan adalah kemampuannya untuk tidak saja memperkira-rupakan (envisaging), melainkan juga untuk memengaruhi-bentuk (shaping) masa depan itu sendiri.
Kekuatan foresight terletak pada pendekatan metodologisnya yang sistematik dan partisipatif. Pendekatan ini mampu mengumpulkan gagasan-gagasan masa depan dan melibatkan proses pembentukan visi jangka menengah dan panjang, selain kemampuannya untuk membantu pengambilan keputusan dan mendorong keterlibatan bersama. Dikombinasikan dengan analisis jejaring dan partisipasi para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengembangan kebijakan masa depan, foresight bisa menjadi metode yang efektif dalam membantu memetakan tantangan-tantangan masa depan dan kebijakan apa saja yang harus disiapkan untuk mengantisipasinya.
Domain tantangan tersebut dikategorikan dalam enam kelompok STEEPV, yakni S(ocial), T(echnological), E(conomic), E(nvironment), P(olitical) dan V(alues). Sebagaimana dijelaskan Nugroho & Saritas (2009), metodologi foresight mengumpulkan agen-agen perubahan (pengambil keputusan, bisnis, dan masyarakat sipil) dan sumber-sumber pengetahuan (formal dan informal) untuk mengembangkan visi strategis dan antisipasi masa depan. Metodologi foresight mampu menawarkan perencanaan serta arah pembangunan Indonesia di masa depan secara sistematis, mencakup skenario pembangunan, penataan kelembagaan, dan penataan kerangka kebijakan.